Penyakit Pes
I. Penyebab
Penyakit pes ini disebabkan den bakteri Yersinia pestis atau Patereurella pestis Oleh karena itu, penyakit ini juga dikenal sebagai Yersiniosis atau Pasteurellosis. Pasteurellosis pada sapi, domba, dan kelinci, yang menuniukkan gejala penyakit pneumonia kadang-kadang jugs disebut pneumotic pateureliosis.
Pada dasarnya penyakit pes pada ternak baik unggas, maupun hewan-hewan lain disebabkan oleh bakteri yang berbeda-beda. Akan tetapi, hewan-hewan tersebut menunjukkan gejala yang hampir sama.
Penyakit pes memang dapat menjangkiii hampir semua hewan, namun hewan utama pembawa penyakit ini yaitu hewan-hewan pengerat seperti kelinci, tupai, dan hamster terutama sekali tikus. Anjing maupun kucing yang biasanya dijadikan hewan peliharaan maupun hewan kesayangan dapat Pula menutarkan pes ke manusia.
II. Inkubasi
Penyakit pes ini disebabkan den bakteri Yersinia pestis atau Patereurella pestis Oleh karena itu, penyakit ini juga dikenal sebagai Yersiniosis atau Pasteurellosis. Pasteurellosis pada sapi, domba, dan kelinci, yang menuniukkan gejala penyakit pneumonia kadang-kadang jugs disebut pneumotic pateureliosis.
Pada dasarnya penyakit pes pada ternak baik unggas, maupun hewan-hewan lain disebabkan oleh bakteri yang berbeda-beda. Akan tetapi, hewan-hewan tersebut menunjukkan gejala yang hampir sama.
Penyakit pes memang dapat menjangkiii hampir semua hewan, namun hewan utama pembawa penyakit ini yaitu hewan-hewan pengerat seperti kelinci, tupai, dan hamster terutama sekali tikus. Anjing maupun kucing yang biasanya dijadikan hewan peliharaan maupun hewan kesayangan dapat Pula menutarkan pes ke manusia.
II. Inkubasi
Orang yang
terinfeksi pes baru akan menderita sakit (masa inkubasi) setelah 2-6 hari Akan
tetapi, saat ini dikenal penyakit pes jenis baru yang masa inkubasinya 2-4
hari.
III. Penularan
Kemungkinan
pinjal-pinjal yang berasal dari tikus liar berpindah ke tikus-tikus yang
tinggal di pemukiman penduduk maupun tikus-tikus yang menjadi hams pertanian
warga, Melalui pinjal yang hidup pada tikus yang hidup di perumahan inilah pes
ditularkan kepada manusia, oleh karena itu, usahakan selalu menghidari
tempal-ternpat yang berpotensi sebagai sarang tikus, karena tikus liar dapat
membawa pinjal memasuki daerah pertanian rnaupun daerah pemukiman.
IV. Pengobatan
Untuk
pengendalian pes dibutuhkan penelitian pada hewan yang terinfeksi, vektor,dan
kontak manusia dan pembantaian hewan yang terinfeksi pes. Semua pasien yang
dicurigai menderita pes harus diisolasi terutama kalau kemungkinan keterlibatan
paru-paru belum disingkirkan. Kontak pasien yang dicurigai menderita pneumonia
pes harus diberi tetrasiklin 0’5 gram per hari selama 5 hari, sebagai
kemoprofilaksis. Selain itu, kondisi lingkungan juga berperan dalam mencegah
penyebaran penyakit ini. Oleh karena itu, untuk meminimalisasi kasus pes, perlu
usaha masyarakat dalam menjaga sanitasi dan higienitas lingkungannya.
Pengobatan
yang dilakukan terhadap panderita pes yaitu diberi antibiotik (pembunuh kuman).
Penggunaan antibiotik harus teratur dan terus manerus agar bakteri tidak
menjadi kebal.
Cr : Dikutip dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar