I. Judul Pengamatan : Mengidentifikasi Larutan
Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit.
II. Tujuan : Membedakan Larutan Elektrolit dan non-elektrolit.
III. Alat dan Bahan :
a.
Alat
1)
Sumber Arus searah (DC) atau dengan adaptor jika
arusnya bolak-balik (AC).
2)
Kabel
3)
Gelas Kimia
4)
Bola Lampu
5)
Elektroda
6)
Saklar
7)
Gelas Beker
8)
Tisu
b.
Bahan
1)
Larutan garam dapur (NaCl) 2 sendok makan
2)
Larutan asam cuka (CH3COOH) 50 mL
3)
Larutan sabun 2 sendok makan
4)
Pocari sweat
5)
Larutan gula (C12H22O11) 1 sendok makan
6)
Air sumur/kran (H2O) 100 mL
7)
Air aki
IV. Cara Kerja
1)
Rangkaikan alat uji daya hantar listrik sehingga
berfungsi dengan baik
2)
Ambillah masing-masing 100 mL larutan yang akan
diuji daya hantar listriknya dan masukkan ke dalam gelas kimia yang diberi
label
3)
Ujilah daya hantar listrik larutan NaCl dengan
menggunakan rangkaian alat penguji elektrolit dengan cara mencelupkan elektroda
ke dalam larutan. Berhati-hatilah dalam menggunakan alat uji elektrolit!
4)
Amati perubahan yang terjadi. Apakah lampu
menyala? Lihatlah perubahan di sekitar elektroda
5)
Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar
larutan lain yang tersedia
Catatan
: Setiap mengganti larutan, elektroda harus dibersihkan dengan aquades (air
suling) dan dilap dengan tisu.
V. Dasar Teori
Pada
tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan
teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia
hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia,
karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air
terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif
yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan
sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan
netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut :
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut :
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
1.
Pengertian dan perbedaan larutan elektrolit dan larutan nonelekrolit
A.
Pengertian larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat
terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi ( tersebar
secara merata ) dalam zat pelarut. Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih
sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan solute. Sedangkan zat pelarut
adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi ) komponen – komponen zat
terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak dalam campuran. Zat
pelarut di sebut solvent.
B. Pengertian larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit
-
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung
gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada
pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
-
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau
lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala
tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.
C. Jenis – jenis
larutan berdasarkan daya hantar listrik
1.
Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang
banyak menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna, maka harga derajat
ionisasi (ά ) = 1. Banyak sedikit elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan
derajat ionisasi ( ά ) yaitu perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan
jumlah zat yang di hantarkan. Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
·
Asam – asam kuat
·
Basa – basa kuat
·
Garam – garam
yang mudah larut
Ciri – ciri daya hantar listrik larutan
elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan menyala terang dan timbul
gelembung – gelembung di sekitar elektrode. Larutan elektrolit kuat terbentuk
dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit
kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif ( kation ) dan ion
negatif (anion). Arus listrik merupakan arus electron. Pada saat di lewatkan ke
dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut dapat di hantarkan melalui ion
– ion dalam larutan, seperti ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat
uji elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai sempurna dalam larutan.
Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH,
dan NaCL.
2.
Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang
daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ά
< 1. Larutan elektrolit lemah mengandung zat yang hanya sebagian kecil
menjadi ion – ion ketika larut dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah
adalah :
- Asam – asam lemah
- Garam – garam yang sukar larut
- Basa – basa lemah
Adapun larutan elektrolit yang tidak
memberikan gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gas termasuk ke dalam
larutan elektrolit lemah. Contohnya adalah larutan ammonia, larutan cuka dan larutan
H2S.
3.
Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut
tidak dapat menghasilkan ion – ion ( tidak mengion ). Yang tergolong jenis
larutan ini adalah larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan
lain – lain.
VI. Hasil Pengamatan
No
|
Larutan
|
Pengamatan
|
||||
Lampu
|
Gelembung
|
|||||
Terang
|
Redup
|
Tidak menyala
|
Ada
|
Tidak
|
||
1
|
Garam dapur
|
ü
|
|
|
ü
|
|
2
|
Gula
|
|
|
ü
|
|
ü
|
3
|
Urea
|
|
|
|
|
|
4
|
Sabun
|
|
ü
|
|
ü
|
|
5
|
Pocari sweat
|
|
|
ü
|
ü
|
|
6
|
Air sumur
|
|
|
ü
|
|
ü
|
7
|
Air aki
|
ü
|
|
|
ü
|
|
8
|
Asam cuka
|
|
|
ü
|
ü
|
|
VII. Kesimpulan
Larutan Elektrolit adalah
larutan yang bisa menghantarkan listrik karna adanya kanion (+) dan anion (-)
yang bisa menghantarkan listrik sehingga bisa menyalakan lampu. Larutan
elektrolit ada yang kuat dan ada yang lemah. Dari percobaan diatas, dapat
disimpulkan yang termasuk larutan elektrolit kuat diantaranya : HCl (Air aki), NaCl,
karna larutan tersebut bisa menyalakan lampu dengan terang. Dan yang termasuk larutan
elektrolit lemah : Air sabun/detergen, air cuka (CH3COOH), pocari
sweat karna bisa menyalakan lampu tetapi redup dan ada juga yang tidak
menyalakan lampu tetapi ada gelembungnya.
Larutan non elektrolit adalah
larutan yang tidak bisa menghantarkan listrik karna tidak memiliki kanion (+)
dan anion (-) sehingga tidak bisa menyalakan lampu. Larutan-larutan yang
termasuk dalam larutan non elektrolit adalah : Gula (C12H22O11),
air sumur (H2O).
VIII. Menjawab Pertanyaan
Soal :
1. Arti
larutan : Larutan adalah
campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut.
Zat
terlarut disebut : Disebut juga solute. Zat terlarut adalah komponen dari
larutan yang memiliki jumlah
lebih sedikit di dalam larutan. Contoh : Gula, Garam
Zat
pelarut : Disebut juga solvent. Zat pelarut adalah zat yang
digunakan untuk melarutkan zat lain.
Pelarut merupakan jumlah terbesar dari sistem larutan
2. Mengapa
larutan elektrolit menghantarkan listrik?
Jawab
: Karna adanya ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan. Ion-ion tersebut
dapat menghantarkan listrik.
3. Mengapa
larutan non elektrolit tidak menghantarkan listrik?
Jawab
: karna larutan non elektrolit tidak memiliki kanion (+) dan anion (-) di dalam
larutannya. Sehingga tidak bisa
menghantarkan listrik.
4. Apa arti α
= 0,95 (mendekati)
Apa
arti α = 0,00 (medekati 0)
Jawab : α =
0,95 artinya larutan tersebut memiliki derajat ionisasi atau derajat disosiasi sebesar 0,95. Dan larutan tersebut termasuk ke
dalam kategori larutan elektrolit kuat karna memiliki
M mendekati 1. Sedangkan α = 0,00 artinya larutan tersebut adalah larutan non elektrolit.
5. Manakah
yang lebih terang :
H2SO4
1 M dengan H2SO4 0,1 M. Mengapa?
Al(SO4)3
dengan Mg(NO3)2
Jawab
: Antara H2SO4 1 M dengan H2SO4 0,1
M yang lebih terang adalah H2SO4 1 M, karna H2SO4 1 M
memiliki lebih banyak H2SO4 (mengandung 1 mol H2SO4
dalam 1 liter larutan).
6.
Ionkan :
a)
HCl :
H+ + Cl-
b)
H2SO4 : 2H+ + SO42-
c)
H3PO4 : 3H+ + PO4
d)
NH4OH :
NH4+ + OH-
e)
Ca(OH)2 :
Ca2+ + 2OH-
f)
Al(OH)3 : Al3+ + 3OH-
g)
(NH4)2 SO4 : 2NH4+ + SO42-
h)
(NH4)3 PO4 : 3NH4+ + PO43-
i)
Al2(SO4)3 : 2Al3+ + 3SO42-
7.
Berdasarkan teori/eksperimen, urutkan dari non
elektrolit-elektrolit lemah-elektrolit kuat : HCl, C12H22O11,
CH3COOH, H2SO4.
Jawab : C12H22O11(non
elektrolit) - CH3COOH (elektrolit lemah) – H2SO4 (elektrolit
kuat) – HCl (elektrolit kuat)
8.
Berikan contoh elektrolit yang berikatan ion
dan berikan contoh elektrolit yang berikatan kovalen!
Jawab :
Berikatan Ion -> NaCl, KCl, MgCl2
Berikatan Kovalen ->
HI, HCl, H2O